BAHAN
PENDIDIKAN
Disusun
untuk memenuhi
Tugas
mata kuliah: Ilmu Pendidikan
Dosen
Pengampu: Dr. H. Sutrisno
Disusun
oleh:
Nama : Najiba
Rahmawati
NIM :
14410111
Jurusan
Pendidikan Agama Islam
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas
Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Proses
pembelajaran tidak bisa lepas dari keberadaan dan penggunaan sumber belajar.
Dengan tersedianya dan dimanfaatkannya sumber belajar secara tepat dan
kontekstual akan mampu memperkaya prose belajr yang sedang berlangsung.
Tersedianya sumber belajar yang memedai akan dapat mengatasi hambatan ruang dan
waktu yang terkait dengan proses pembelajaran dikelas. Dengan demikian,
tersedianya sumber belajar yang memadai akan dapat melengkapi, memelihara,
maupun memperkaya proses pembelajaran. Kerena banyaknya variasi dari sumber
belajar kita perlu memahami berbagai format atau bentuk yang beraneka ragam,
karakteristik, dan pemanfaatnya.
[1]
Belajar-mengajar sebagai suatu
proses merupakan suatu sistem yang tidak lepas dari komponen-komponen lain yang
saling berinteraksi di dalamnya. Salah satu komponen dalam proses tersebut
adalah sumber belajar. Sumber belajar itu tidak lain adalah daya yang bisa
dimanfaatkan guna kepentingan proses belajar-mengajar, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung, sebagian atau keseluruhan.[2]
Sumber belajar, merupakan materi
ajar yang dikemas sebagai bahan untuk disajikan dalam proses pembelajaran.
Bahan pembelajaran dalam penyajiannya berupa diskripsi yakni berisi tentang
fakta-fakta dan prinsip-prinsip, norma yakni berkaitan dengan aturan, nilai dan
sikap, serta seperangkat tindakan atau keterampilan motorik. Dengan demikian,
sumber belajar pa dasarnya berisi pesan, informasi dan ilustrasi yang berupa
fakta, konsep, pemikiran, prinsip dan proses yang berkitan dengan pokok bahasan
tertentu yang diarahkan untuk tujuan suatu pembelajaran.
Seiring berjalannya waktu dalam
dunia pendidikan terus mengalami banyak perkembangan dan perubahan. Untuk
mengimbangi perkembangan zaman dalam dunia pendidikan banyak membuat
pembaharuan terhadap sumber-sumber belajar yang dipakai dalam dunia pendidikan.
Sumber-sumber belajar dalam dunia pendidikan itu banyak sekali tidak hanya
sumber yang disediakan oleh sekolah-sekolah atau yayasan pendidikan lainnya,
namun sumber belajar juga bisa datang dari lingkungan sekitar seperti halnya
jika kita sedang bersosialisasi dengan masyarakat itu juga merupakan sumber
belajar. Hal lainnya seperti kebudayaan, alam sekitar, dan pengetahuan alam
juga bisa menjadi sumber untuk belajar. Jadi sumber belajar itu tidak hanya ada
dalam forum formal seperti sekolah, namun juga datang dari dalam diri kita
sendiri melalui berbagai pengalaman yang kita dapatkan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian sumber belajar?
2. Bagaimana
pengembangan sumber belajar?
3. Apakah
ruang lingup dalam sumber belajar?
4. Apa
fungsi sumber belajar?
C.
Tujuan
1. Mahasiswa
mampu mengetahui pengertian dari sumber belajar
2. Mahasiswa
mampu mengetahui ruang lingkup sumber belajar
3. Mahasiswa
mampu mengetahui fungsi-fungsi sumber belajar
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sumber Belajar
Sumber balajar dalam pengertian
sempit adalah, misalnya, buku-buku atau bahan-bahan tercetak lainnya.
Pengertian yang lebih luas tentang sumber belajar diberikan oleh Edgar Dale
yang menyatakan bahwa pengalaman itu adalah sumber belajar.
Sumber belajar dalam pengertian
tersebut menjadi sangat luas maknanya, seluas hidup sendiri. Belajar pada
hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna
sesuai dengan tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelumnya.[3]
Sumber belajar
(learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud
tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara
terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam
mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
Edgar Dale berpendapat bahwa
pengalaman yang dapat memberikan sumber belajar diklasifikasikan menurut
jenjang tertentu, berbentuk kerucut pengalaman. Penjenjangan jenis-jenis
pengalaman tersebut disusun dari yang kongkret sampai yang abstrak. Dalam pengembangan sumber belajar itu terdiri
dari dua macam, yaitu:
Pertama, sumber belajar yang
dirancang atau secara sengaja dibuat atau dipergunakan untuk membantu
belajar-mengajar, biasa disebut learning resources by design. Misalnya seperti
buku, brosur, ensiklopedi, film, video, tape, slides, film strips, OHP. Semua
perangkat keras ini memang secara sengaja dibuat untuk kepentingan kegiatan
pengajaran.
Kedua, sumber belajar yang
dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajar berupa
segala macam sumber belajar yang ada disekeliling kita. Sumber belajar ini
tidak dirancang untuk kepentingan tujuan suatu kegiatan pengajaran. Sumber
belajar ini disebut dengan learning resources by utilization. Misalnya, pasar,
toko, museum, tokoh masyarakat, dan sebagainya yang ada dilingkungan
sekitarnya.[4]
Selain itu sumber belajar juga
dapat dibagai menjadi dua bagian:
1) Sumber
belajar yang telah didesain untuk tujuan belajar: peta, bola dunia, peta
timbul, dan sebagainya
2) Sumber
belajar yang dapat dipergunakan untuk tujuan belajar, yaitu sumber-sumber yang
tidak disesain untuk tujuan belajar, namun bisa dipergunakan untuk tujuan
belajar seperti museum, taman, kebun binatang, dan sebagainya.[5]
Secara lebih terinci, baik yang
menyangkut sumber yang telah di desain maupun yang tidak, sumber belajar itu
ada lima jenis:
a.
Orang
Orang merupakan sumber
belajar. Seperti guru, counselor, administrator, pembantu guru, tutor, dan
sebagainya. Mereka telah mendapat latihan khusus dalam fungsinya sebagai sumber
belajar. Orang bisa diminta menjadi sumber belajar karena memiliki kecapakan
atau keterampilan memalukan pekerjaan di masyarakat, ahli bank, pengusaha,
artis, dan lain-lain dan baru menjadi sumber belajar ketika mereka dipanggil
untuk membantu anak untuk belajar.
b.
Benda-benda
material
Benda-benda material
adalah sumber belajar yang membawa amanat untuk disampaikan. Benda-benda ini
adalah sumber belajar karena telah didesain untuk tujuan belajar, disebut
instructional material atau media. Misalnya buku catatn, buku cetakan, slide
dan semua bendayang dipergunakan
disekolah karean benda-benda tersebut telah didesain untuk tujuan belajar.
c.
Ruang dan tempat
Ruang dan tempat
belajar adalah sumber belajar juga , sebaba ruang dan tempat ini dipergunakan
oleh siswa untuk kebutuhan belajar. Siswa melakukan interaksi dengan ruang dan
tempat itu, seperti gedung sekolah, dengan perpustakaan, dengan auditorium, dan
sebagainya. Tempat dan ruang yang terdapat di masyarakat, yang dapat
dipergunakan untuk kebutuhan belajar, ialah gedung bersejarah, pabrik,
rumah-rumah petani, jalan, danau, dan sebagainya.
d.
Alat dan
perabotan
Alat dan perabotan bisa
beurpa bahan-bahan mentah yang tidak disusun untuk kebutuhan belajar. Alat yang
didesain untuk tujuan belajar antara lain alat audiovisual seperti proyektor
untuk display, kamera untuk produksi. Alat yang tidak didesain namun dapat
dipergunakan untuk kebutuhan belajar adalah mesin, miskroskop, tabung reaksi,
kampak, paku, kayu, tanah liat, ban mobil, dan lain sebagainya.
e.
Kegiatan
Kegiatan dalah sumber
belajar karena pada kegiatan biasanya terdapat unsur kombinasi dengan
sumber-sumber lain. Kegiatan ini adalah teknik memudahkan belajar, seperti
teknik pengajaran berprogram, teknik simulasi, dan sebagainya. Dalam kegiatan
itu terkandung tujuan belajar, jenis-jenis evaluasi, beberapa benda material,
dan beberpa cara khusus penggunaanya.[6]
B.
Ruang
Lingkup Sumber Belajar
1.
Pengembangan
Sumber Belajar
Sumber belajar itu harus
dipergunakan secara efektif sehingga melakukan kontak dengan pelajar secara
tepat. Untuk menciptakan kegiatan seperti itu, personel yang terlibat
didalamnya harus melakukan fungsinya sebagaimana mestinya. Pengembangan sumber
belajar ini berkaiatn erat dengan fungsi. Ada enam jenis fungsi dalam
pengembangan sumber ini, yaitu:[7]
a. Fungsi
riset dan teori
Tujuan
fungsi riset dan teori ialah menghasilkan dan mengetes pengetahuan yang
bertalian dengan sumber-sumber belajar, pelajar, dan fungsi tugas. Tujuan ini
bisa diperoleh dengan merencanakan riset, melaukan riset, meninjau kembali
(review) literatur riset, dan mempraktekan informasi kedalam belajar. Tujuan
lain dari fungsi riset dan teori ini adalah untuk mengembangkan keunikan teori
terhadap teknologi pendidikan. Penegtahuan dari fungsi ini dapat membimbing
kegiatan fungsi lain.
b. Fungsi
desain
Tujuan
fungsi desain ialah menjabarkan secara garis besar teori teknologi pendidikan
berikut isi mata pelajarn ke dalam spesifikasinya untuk dipakai sebagai sumber
belajar.
c. Fungsi
produksi dan penempatan
Tujuan
fungsi ini untuk menjabarkan secara khusus sumber belajar kedalam sumber
belajar yang kongret. Output dari fungsi produksi dan penempatan ialah produk
kongkret dalam bentuk prototip atau bahan-bahan untuk sumber belajar.
d. Fungsi
evaluasi dan seleksi
Tujuan
fungsi ini untuk menentukan atau meniali penerimaan (atau sejenis kriteria)
sumber-sumber belajar oleh fungsi yang lain. Hal ini bisa dilakukan dengan
metode eksperimental yang praktis dan objektif.
e. Fungsi
organisasi dan pelayanan
Tujuannya
untuk membuat atau menjadikan sumber-sumber dan informasi mudah diperoleh bagi
kegunaan fungsi yang lain serta pelayanan bagi para siswa. Output fungsi ini
mungkin berupa sistem katalog diperpustakaan, sistem asembling, sistem
distribusi sistem operasi dan sebagainya.
f. Fungsi
pemanfaatan
Tujuan
fungsi ini untuk membawa siswa kontak dengan sumber-sumber belajar. Untuk
melaksanakannya maka orang harus:
1) Mengarahkan
2) Mempersiapkan
3) Menyajikan
4) Membantu
5) Melaksanakan
kelanjutan dari penggunaan sumber-sumber belajar
2.
Klasifikasi
Sumber Belajar
Pengklasifikasian yang dianggap
klasik dari sumber belajar adalah pembagian menurut Edgar Dale (1954), terinci
dalam kerucut pengalamannya. Pembagian itu mudah dipahami, menggambarkan
pembagian sumber belajar dari tingkat yang paling kongkret ke tingkat yang
paling abstrak, asal saja makna dari pengalaman diartikan sebagai sumber
belajar, sekalipun banyak orang yang berpendapat bahwa pengalaman itu lebih
luas daripada sumber belajar. Wallington (1970) menyatakan bahwa peran utama
sumber belajar adalah membawa atau menyalurkan stimulus dan informasi kepada
siswa. dengan demikian maka untuk mempermudah klasifikasi sumber belajar itu
kita dapat mengajukan pertanyaan seperti “apa”, “siapa”, “dimana”, dan
“bagaimana”.
Pembagian lain yang mirip dengan
klasifikasi tersebut diatas adalah yang dikemukakan oleh Donald. P. Ely (1963),
hanya saja istilah yang dipakainya agak berbeda, misalnya:
a. Istilah people diganti dengan man sebagai pihak yang menyalurakan atau
mentrasmisikan pesan.
b. Media
instumentation diganti dengan maetrials dan devices sebagai bahan (sofware) dan
perlengkapan (hardware)
c. Techniques
diganti dengan methods sebagi cara atau metode yang dipakai dalam menyajikan
informasi.
d. Environment
diganti dengan setting’ sebagai lingkungan tempat interaksi belajar-mengajar
terjadi.
Dengan uraian dan pernyataan
tersebut maka sumber belajar akan menjadi lebih jelas. Sebagaimana dinyatakan
oleh Torkleson (1965), sumber belajar itu demikian luasnya, bisa meliputi
segala sesuatu yang dipergunakan untuk kepentingan pelajaran, yaitu segala apa
yang ada di sekolah pada masa lalu, sekarang, dan pada masa yang akan datang.[8]
Klasifikasi Jenis-Jenis Sumber Belajar
No.
|
Jenis
Sumber Belajar
|
Pengertian
|
Contoh
|
|
Dirancang
|
Dimanfaatkan
|
|||
1.
|
Pesan (message)
|
Informasi yang harus
disaluran oleh komponen lain berbentuk ide, fakta, pengertian, data.
|
Bahan-bahan
pelajaran.
|
Cerita rakyat,
dongeng, nasihat.
|
2.
|
Manusia (people)
|
Orang yang menyimpan
informasi atau menyalurkan informasi. Tidak termasuk yang menjalakan fungsi
pengembangan dan pengelolaan sumber belajar.
|
Guru, aktor, siswa,
pembicara, pemain. Tidak termasuk teknisi, tim kurikulum.
|
Narasumber, pemuka
masyarakat, pimpinan kantor, responden.
|
3.
|
Bahan (materials)
|
Sesuatu bisa disebut
media/software yang mendukung pesan untuk disajikan melalui pemakainan alat.
|
Transparasi, film,
slides, tape, buku, gambar, dan lain-lain.
|
Relief,candi, arca,
peralatan teknik.
|
4.
|
Peralatan (device)
|
Sesuatu bisa disebut
media/hardware yang menyaluran pesan untuk disajikan yang ada didalam
software
|
OHP,
proyektor,slides, film, TV, kamera, papan tulis.
|
Generator, mesin,
alat-alat mobil.
|
5.
|
Teknik/metode
(technique)
|
Prosedur yang
disiapkan dalam mempergunakan bahan pelajaran, peralatan, situasi, dan orang
untuk menyampaikan pesan.
|
Ceramah, diskusi,
simulasi, kuliah, belajar mandiri.
|
Permaian, percakapan biasa/spontan
|
6.
|
Lingkungan (setting)
|
Situasi sekitar
dimana pesan disaluran/ditransmisikan.
|
Ruangan kelas,
studio, perpustakaan, auditorium, aula.
|
Teman, kebun, pasar,
museum, toko.
|
Klasifikasi sumber belajar menurut
Howard Levie adalah sebagai berikut:
a. Sign
Vehicle Characteristics; yang dimaksud adalah:
1) Lambang
digital, yaitu kata-kata dan angka.
2) Lambang
iconic, berpa gambar, diagram, bangun, kartun.
b. Realism
Cue Characteristics, misalnya:
1) Jumlah
rincian gambar
2) Warna
3) Gerkan
4) Dimensi
5) Efek
pendengaran
c. Sensory
channel Characteristics, meliputi:
1) Pengamatan
2) Pendengaran
3) Perabaan
4) Penyajian
melalui berbagai saluran
d. Locus
of Control Characteristics, meliputi:
1) Sumber
2) Kelakuan
atau keluwesan dalam waktu
3) Kelakuan
atau keluwesan dalam urut-urutan
e. Respons
Acceptance Characteristics, meliputi:
1) Menuntut
jawaban
2) Adanya
umpan balik
3) Adaptasi
3.
Pengelolaan
Sumber Belajar[9]
1. Pengaadaan
sumber belajar
Pengelola
madrasah (kepala madrasah dan guru) perlu memetakan sumber-sumber belajar yang
dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran agar berjalan efektif. Pengadaan
sumber belajar juga perlu mempertimbangkan tujuan pembelajaran dari setiap mata
pelajaran. Untuk menentukan sumber belajar, paling tidak ada tiga langkah yang
perlu diperhatikan.
Pertama,
membuat daftar kebutuhan melalui identifikasi sumber dan sarana pembelajaran
yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran di kelas atau sekolah. Pengelola
madrasah perlu membuat daftar inventaris sumber dan saranan belajar yang
tersedia di sekitar madrasah, baik yang adad di dalam madrasah seperti media
pembelajaran, labortorium, dan fasilitas yang ada di dalamnya, maupn yang adad
di luar madrasah. Fasilitas ini tidak sekedar benda mati (non-human), namun
juga bisa berupa manusia, seperti praktisi atau ahli tertentu di sekitar madrasah
yang dapat dimanfaatkan untuk menujang proses pembelajaran.
Kedua,
setelah proses identifikasi dan inventaris tentang sumber belajar selesai,
perlu dilakukan penggolongan ketersediaan alat, bahan, atau sumber belajar
tersebut. Tujuan penggolongan ini adalah untuk mengetahui ketersediaan sumber
belajar yang ada di sekitar madrasah. Dari proses ini akan diketahui bahwa
sumber belajar sebenarnya sangat diperlukan untuk menunjang kegiatan
pembelajaran, namun belum tersedia sehingga ada upaya konkret dari pengelola
untuk mengadakannya, baik melalui pembelian, pembuatan sendiri, maupun
pinjaman.
Ketiga,
bila sumber belajar tersebut tersedia, maka pengelola madrasah tinggal
memanfaatkanya sesuai dengan tujuan pembelajaran dari setiap mata pelajaran.
Apabila ditemukan sumber belajar yang sudah tersedia, namun belum sepenuhnya
dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran, maka pengelola madrasah
perlu memodifikasi atau menyesuaikan sumber balajar tersebut.
2. Pemanfaatan
sumber belajar
a. Identifikasi
kebutuhan sumber daya
Pengelola madrasah
perlu melakukan identifikasi tentang sumber daya, terutama manusia, yang
tersedia untuk menanfaatkan atau mnengelola sumber-sumber belajar demi
pencapaian tujuan pendidikan. Sebab, ketersediaan sumber belajar yang ada disekitar
madrasah tidak akan banyak berarti tanpa ada dukungan sumber daya manusia yang
mampu menggunakannya.
b. Identifikasi
potensi sumber belajar yang yang ada dan manfaatkan untuk pembelajaran
Selain persoaalan
ketersediaan sumber daya di madrasah pengelola madarasah juga perlu
mengklasifikasikan sumber-sumber belajar tersebut agar mudah dalam
pemanfaatannya.
c. Kelompokan
sumber belajar
Sebagaimana disebutkan
sebelumnya, bahwa sumber belajar tidak hanya dipahami sebagai sejumlah benda
mati, namun juga berupa makhluk hidup, termasuk manusia. Karena itu, upaya
pengelompokan sumber belajar oleh pengelola madarasah akan sangat membantu
dalam pemanfaatannya agar sesuai dengan tujuan belajar dari setiap mata
pelajaran. Pengelompokan sumber belajar antara lain dapat dilihat berkut ini.
1) Lingkungan
alam
Sumber belajar ini
berupa benda-benda alami yang ada di sekitar madrasah, seperti batu, tumbuhan,
sawah, sungai, dan sebagainya. Jenis sumber balajar iin dapat dimanfaatkan
untuk mengasah semua jenis kecerdasan siswa, misalnya linguistik,
logis-matmatis, spasial, musikal, kinestetis-jasmani, interpersonal,
intrapersonal, dan natural.
2) Perpustakaan
Sumber belajar jenis
ini berupa barang cetakan yang tersedia di perpustakaan, seperti buku, majalah,
jurnal, dan laporan-laporn penelitian.
3) Media
cetak
Media cetak yang
dimaksud di sisn tidak dalam pengertian yang sudah tersedia diperpustakaan,
namun media cetak yang ada diluar, misalnya koran, majalah, dan buku.
4) Narasumber
Sumber belajar dapat
berupa orang yang ahli atau praktisi di berbagai bidang yang dapat dimanfaatkan
untuk menunjang kegiatan pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran. Jenis
sumber belajar ini antara lain bankir, dokter, petani, pedagang, polisi,
militer dan sebagainya.
5) Karya
siswa
Sumber belajar jenis ini
adalah sejumlah media yang diciptakan oleh siswa, misalnya lukisan, peta dan
alat peraga lain.
6) Media
elektronik
Sumber belajar jenis
ini berupa alat elektronik, baik dibuat sendiri maupun yang sudah tersedia,
misalnya televisi, komputer, internet, dan antena parabola.
d. Cari
analisis relevansi antara kelompok sumber belajar dengan mata pelajaran yang
diampu guru.
Langkah berikutnya
setelah mengelompokan sumber-sumber belajar yang tersedia disekitar madrasah
adalah mengaitkan kelompok sumber belajar tersebut dengan pelajaran yang diampu
oleh guru.
e. Tentukan
materi dan kompetensi pembelajaran
Penggunaan sumber
balajar pada dasarnya untuk mendukung pencapaian kompetensi. Kompetensi yang
dimaksud yaitu mencakup penguasaan pengetahuan (knowledge), pemahaman (understanding),
keterampilan (skill), nilai (value), sikap (attitude), dan minat (interest).
f. Pemanfaatan
sumber-sumber belajar dalam pembelajaran
Langkah selajutnya
seletah penentuan materi dan kompetensi yaitu memanfaatkan sumber belajar yang
tersedia untuk dapat mencapai kompetensi yang diinginkan.
4.
Komponen
dan Faktor Belajar
Sumber
belajar dapat dipandang sebagai suatau sistem karena merupakan satu kesatuan
yang didalamnya terdapat komponen-komponen dan faktor-faktor yang berhubungan
dan saling berpengaruh satu sama lainnya. Baikn sumber belajar yang dirancang
maupun sumber belajar yang terdiri dari kompunen-komponen atau
subsistem-subsistem.
a. Komponen-komponen
Sumber Belajar
1. Tujuan,
misi, atau fungsi sumber belajar. Setaiap sumber belajar selalu mempunyai
tujuan atau misi yang akan dicapai. Sumber belajar yang dirancang tampaknya
lebih eksplisit daripada sumber belajar yang dimanfaatkan saja.
2. Bentuk,
format, atau keadaan fisik sumber belajar. Wujud sumber belajar secara fisik
satu sama lainnya berbeda-beda. Keadaan fisik sumber belajar itu merupakan
komponen penting. Penggunaan atau pemanfaatannya hendaknya dengan
memperhitungkan segi waktu, pembiayaan, dan sebagainya.
3. Pesan
yang dibawa oleh sumber belajar. Setiap sumber belajar selalu membawa pesan
yang dapat dimanfaatkan atau dipelajari oleh para pemakainya. Komponen pesan ini
merupakan hal yang penting. Oleh sebab itu, pemakai sumber belajar hendaknya
memperhatikan bagaimana isi pesan tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan
antara lain: isi pesan harus sederhana, cukup jelas, lengkap, dan mudah
dimengerti isinya. Contohnya seperti siswa yang sedang mengamati suatu gejala
sosial dibeberapa desa, maka informasi yang diperolehnya itu tidak akan segera
disimpulkan karena memerlukan pengolahan dulu.
4. Tingkat
kesulitan atau kompleksitas pemakaian sumber belajar. Tingkat kompleksitas
pengguna sumber belajar berkaitan dengan keadaan fisik dan pesan sumber
belajar. Sejauh mana kompleksitas perlu diketahui guna menentukan apakah sumber
belajar itu masih dapat dipergunakan, mengingat waktu dan biaya yang terbatas.
b. Faktor-faktor
yang Berpengaruh kepada Sumber Belajar
Berbagai faktor yang
mempengaruhi sumber belajar perlu diketahui untuk memahami karakteristiknya
agar pemanfaatannya dalam kegiatan pengajaran bisa optimal. Faktor tersebut
antara lain:
1. Perkembangan
teknologi. Perkembangan teknologi yang amat cepat dewasa ini amat berpengaruh
terhadap sumber belajar yang dipergunakan. Pengaruh teknologi bukan hanya
terhadap bentuk dan jenis-jenis sumber belajar, melinkan juga terhadap
komponen-komponen sumber belajar. Hal ini menjadi jelas pada sumber belajar
yang dirancang. Misalnya, mula-mula kita melihat media visual gambar dalam
bentuk film bisu. Dengan adanya penemuan-penemuan teknologi dibidang rekaman
dan penegras suara maka film, slides, film strips, kemudian dilengkapi dengan
suara. Pemanfaatan video malah lebih praktis dan mudah dihapus untuk
dipergunakan kembali bila perlu.
2. Nilai-nilai
budaya setempat. Faktor tersebut berpengaruh terutama pada jenis sumber belajar
yang tidak dirancang. Suatu tempat bekas peninggalan upacara ritual pada masa
lampau yang masih dianggap tabu oleh masyarakat setempat untuk dikunjungi akan
sulit dipelajari atau diteliti sebagai sumber belajar
3. Keadaan
ekonomi pada umumnya. Sumber belajar juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi,
baik secara makro maupun secara mikro. Keadaan ekonomi tersebut mempengaruhi
sumber belajar dalam hal upaya ngegandaanya, jenis, atau macamnya, dan upaya
menyebarkan pemakai.
4. Keadaan
pemakai. Pemakai sumber belajar jelas memegang peran penting karena pemakailah
yang memanfaatkannya sehingga, dengan demikian, sifat pemakai perlu diketahui
3. Memeilih
sumber belajar
Memilih sumber belajar
harus didasarkan atas kriteria tertentu yang secara umum terdiri dari dua
macam, yaitu:
a. Kriteria
Umum
Kriteria umum merupakan
ukuran kasar dalam memilih berbagai sumber belajar, misalnya:
1. Ekonomis
dalam pengertian murah. Ekonomis tidak berarti harganya selalu rendah. Bisa
saja dana pengadaan sumber belajar cukup tinggi, tetapi pemanfaatannya dalam
jangka panjang dan terhitung murah.
2. Praktis
dan sederhana, artinya tidak memerulakan pelayanan serta pengadaan sampingan
yang sulit dan langka. Dan sederhana maksudnya tidak memerlukan pelayanan yang
menggunakan keterampilan khusus.
3. Mudah
diperoleh dalam arti sumber belajar itu dekat, tidak perlu diadakan atau dibeli
di toko dan pabrik.
4. Bersifat
fleksibel, artinya bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan intruksional dan
tidak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya lemajuan teknologi, nilai, budaya,
keinginan berpagai sumber belajar itu sendiri .
5. Komponen-komponennya
sesuai dengan tujuan, merupakan kriteria yang penting. Seringkali terjadi suatu
sumber belajar mempunyai tujuan yang sesuai, pesan yang dibawa juga cocok,
tetapi keadaan fisik tidak terjangkau karena di luar kemampuan disebabkan oleh
biaya yang tingg dan banyak memakan waktu.
b. Kriteria
Berdasarkan Tujuan
1. Sumber
belajar guna memotivasi, terutama berguna untuk siswa yang lebih rendah
tingkatannya, dimaksudkan untuk memotivasi mereka terhadap mata pelajaran yang
diberikan. Pemanfaatan sumber belajar tersebut bertujuan membangkitkan minat,
mendorong partisipasi, merangsang pertantaan-pertanyaan, memperjelas masalah,
dan sebagainya.
2. Sumber
belajar untuk tujuan pengajaran, yaitu untuk mendukung kegiatan belajar
pengajar. Dengan maksud untuk memperluas bahan pelajaran, melengkapi berbagai
kekurangan bahan, sebagai kerangka mengajar yang sistematis.
3. Sumber
belajar untuk penelitian, merupakan bentuk yang dapat diobservasi, daianalisis,
dicatat serta diteliti, dan sebagainya. Jenis sumber belajar ini diperoleh
secara langsung dari masyarakat atau lingkungan.
4. Sumber
belajar untuk emecahkan masalah.
5. Sumber
belajar untuk presntasi. Fungsi sumber belajari ini bukan sebagai penyampian
pesan atau informasi atau data, melanikan sebagai strategi, teknik, atau
metode.
C.
Fungsi
Belajar
Sumber belajar memiliki
fungsi :
1. Meningkatkan
produktivitas pembelajaran dengan jalan:
a. Mempercepat
laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik; dan
b. Mengurangi
beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan
mengembangkan gairah.
2. Memberikan
kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:
a. Mengurangi
kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan
b. Memberikan
kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.
3. Memberikan
dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:
a. Perancangan
program pembelajaran yang lebih sistematis; dan
b. Pengembangan
bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.
4. Lebih
memantapkan pembelajaran, dengan jalan:
a. Meningkatkan
kemampuan sumber belajar;
b. Penyajian
informasi dan bahan secara lebih kongkrit.
5. Memungkinkan
belajar secara seketika, yaitu:
a. Mengurangi
kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan
realitas yang sifatnya kongkrit;
b. Memberikan
pengetahuan yang sifatnya langsung.
6. Memungkinkan
penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu
menembus batas geografis.
KESIMPULAN
A. Pengertian
sumber belajar
Sumber
belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan
wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik
secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik
dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
B. Ruang
lingkup dalam sumber belajar:
1. Pengembangan
sumber belajar
2. Klasifikasi
sumber belajar
3. Pengelolaan
sumber belajar
4. Komponen-komponen
sumber belajar
C. Fungsi
sumber belajar
1. Meningkatkan
produktivitas pembelajaran
2. Memberikan
kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual
3. Memberikan
dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran
4. Lebih
memantapkan pembelajaran
5. Memungkinkan
belajar secara seketika
6. Memungkinkan
penyajian pembelajaran yang lebih luas
DAFTAR
PUSTAKA
·
Sutrisno. 2005. Revolusi Pendidikan di Indonesia.
Yogyakarta: Ar-Ruzz.
·
Wijaya, Cece. dkk.
1992. Upaya Pembahuruan dalam Pendidikan
dan Pengajaran. Bandung: Remaja Rodaskarya.
·
Sudjana, Nana
dan Ahmad, Rivai. 2001. Teknologi
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo
·
Hulse, Stewart
H. dkk. 1981. The Psychology of Learning.
Tokyo: International Student Edition
·
Ramsden, Paul.
2003. Learning To Teach In Higer
Education. London and New York: RoutledgeFalmer
[1] Deni
Darmawan, “Inovasi Pendidikan”, 2012, hlm. 43-44
[2] Nana
Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, 2001, hlm. 76
[3] Ibid
[4] Ibid
hlm. 77
[5] Cece
Wijaya, dkk., Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Hlm. 34
[6] Ibid,
hlm. 35
[7] Ibid ,
hlm. 36
[8] Nana
Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran. Hlm 79
[9]
Sutrisno, Revolusi Pendidikan di Indonesia. Hlm 88
Tidak ada komentar:
Posting Komentar