PEMANFAATAN
LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Makalah ini dibuat guna memenuhi
tugas mata kuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar Pendidikan Agama Islam
Dosen pengampu: Dr. Sukiman M.Pd. I
Nama Kelompok:
1.
Arina Ulfa Musrifah 14410049
2.
Najiba Rahmawati 14410111
3.
Ali Zinal Abidin 14410161
Kelas: PAI D
PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
FAKULTAS ILMU
TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN
2015/2016
KATA
PENGANTAR
Assalamualikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik
dan inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi
tugas mata kuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar
Pendidikan Agama Islam ini dapat selesai sesuai dengan waktunya. Shalawat
serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW dan
semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya Amin.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya ada hambatan yang selalu mengiringi
namun atas kerja sama dan diskusi, akhirnya semua hambatan dalam penyusunan
makalah ini dapat teratasi.
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah
wawasan dalam studi Pengembangan Media dan Sumber Belajar
Pendidikan Agama Islam dan adapun metode yang kami ambil dalam penyusunan
makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari berbagai
sumber buku,karya tulis dan media massa yang mendukung dengan tema makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih
pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa saya mohon maaf apabila
dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan baik
dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis
sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan
saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
Wassalamualikum Wr.Wb
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................................... 2
DAFTAR ISI 3
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang........................................................................................................ 4
B.
Rumusan Masalah 4
C.
Tujuan
Penulisan ..................................................................................................... 5
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Sumber Belajar dan Kalsifikasi Sumber Belajar.................................... 6
B.
Pengertian
Lingkungan Sebagai Sumber Belajar..................................................... 10
C.
Tujuan Lingkungan Sbagai Sumber Belajar............................................................ 11
D.
Jenis
Lingkungan Belajar......................................................................................... 11
E.
Teknik Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar................................... 13
F.
Langkah dan
Prosedur Penggunaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar............. 15
G.
Kelemahan dan
Kelebihan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar........................... 17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.............................................................................................................. 18
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pembelajaran merupakan
suatu proses yang sistematik yang meliputi banyak komponen. Komponen tersebut
di antaranya sumber belajar. Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam
menentukan proses belajar agar pembelajaran menjadi efektif dan efesien dalam
pencapaian tujuan. Sebuah kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan
efesien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional jika melibatkan komponen
proses belajar secara terencana, sebab sumber belajar sebagai komponen penting yang sangat besar manfaatnya.
Dengan tersedianya dan
dimanfaatkannya sumber belajar secara tepat dan kontekstual akan mampu
memperkaya proses
belajar yang sedang berlangsung.
Tersedianya sumber belajar yang memedai akan dapat mengatasi hambatan ruang dan
waktu yang terkait dengan proses pembelajaran dikelas. Dengan demikian,
tersedianya sumber belajar yang memadai akan dapat melengkapi, memelihara,
maupun memperkaya proses pembelajaran. Kerena banyaknya variasi dari sumber
belajar kita perlu memahami berbagai format atau bentuk yang beraneka ragam,
karakteristik, dan pemanfaatnya.
Dalam
makalah yang kami buat ini akan dibahas mengenai salah satu sumber belajar,
yaitu lingkungan sebagai sumber belajar. Karena selain sebagai habitat makhluk
hidup ternyata lingkungan juga berfungsi sebagai sumber belajar. Sumber belajar lingkungan ini juga akan semakin memperkaya wawasan dan
pengetahuan siswa karena meraka belajar tidak terbatas oleh tempat dinding
kelas saja. Selain itu kebenarannya lebih akurat.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa
definisi dan klasifikasi dari sumber belajar?
2.
Apa
definisi dari lingkungan sebagai sumber belajar?
3.
Apa
saja tujuan dari lingkungan sebagai sumber belajar bagi peserta didik?
4.
Apa
saja jenis lingkungan yang baik sebagai sumber belajar?
5.
Bagaimana
teknik menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar?
6.
Bagaimana
langkah dan prosedur penggunaan sumber belajar?
7.
Apa
saja kelemahan dan keliebihan lingkungan sebagai sumber belajar?
C.
Tujuan
1.
Mahasiswa
dapat mengetahui definisi dari sumber belajar dan klasifikasinya.
2.
Mahasiswa
dapat mengetahui definisi dari lingkungan sebagai sumber belajar.
3.
Mahasiswa
dapat mengetahui tujuan dari lingkungan sebagai sumber belajar bagi peserta didik.
4.
Mahasiswa
dapat mengetahui jenis lingkungan yang baik sebagai sumber belajar.
5.
Mahasiswa
dapat mengetahui teknik menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar.
6.
Mahasiswa
dapat mengetahui langkah dan prosedur penggunaan sumber belajar.
7.
Mahasiswa
dapat mengetahui kelemahan dan keliebihan lingkungan sebagai sumber belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Kalsifikasi Sumber Belajar
1.
Pengertian Sumber Belajar
Sumber
balajar dalam pengertian sempit adalah, misalnya, buku-buku atau bahan-bahan
tercetak lainnya. Pengertian yang lebih luas tentang sumber belajar diberikan
oleh Edgar Dale yang menyatakan bahwa pengalaman itu adalah sumber belajar.
Sumber
belajar dalam pengertian tersebut menjadi sangat luas maknanya, seluas hidup
sendiri. Belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku ke arah
yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan tertentu yang telah dirumuskan
sebelumnya.[1]
Edgar
Dale berpendapat bahwa pengalaman yang dapat memberikan sumber belajar
diklasifikasikan menurut jenjang tertentu, berbentuk kerucut pengalaman.
Penjenjangan jenis-jenis pengalaman tersebut disusun dari yang kongkret sampai
yang abstrak. Dalam pengembangan sumber
belajar itu terdiri dari dua macam, yaitu:
Pertama,
sumber belajar yang dirancang atau secara sengaja dibuat atau dipergunakan
untuk membantu belajar-mengajar, biasa disebut learning resources by design.
Misalnya seperti buku, brosur, ensiklopedi, film, video, tape, slides, film
strips, OHP. Semua perangkat keras ini memang secara sengaja dibuat untuk
kepentingan kegiatan pengajaran.
Kedua,
sumber belajar yang dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam
belajar berupa segala macam sumber belajar yang ada disekeliling kita. Sumber
belajar ini tidak dirancang untuk kepentingan tujuan suatu kegiatan pengajaran.
Sumber belajar ini disebut dengan learning resources by utilization. Misalnya,
pasar, toko, museum, tokoh masyarakat, dan sebagainya yang ada dilingkungan
sekitarnya.[2]
2.
Klasifikasi Sumber Belajar
Pengklasifikasian
yang dianggap klasik dari sumber belajar adalah pembagian menurut Edgar Dale
(1954), terinci dalam kerucut pengalamannya. Pembagian itu mudah dipahami,
menggambarkan pembagian sumber belajar dari tingkat yang paling kongkret ke
tingkat yang paling abstrak, asal saja makna dari pengalaman diartikan sebagai
sumber belajar, sekalipun banyak orang yang berpendapat bahwa pengalaman itu
lebih luas daripada sumber belajar. Wallington (1970) menyatakan bahwa peran
utama sumber belajar adalah membawa atau menyalurkan stimulus dan informasi
kepada siswa. dengan demikian maka untuk mempermudah klasifikasi sumber belajar
itu kita dapat mengajukan pertanyaan seperti “apa”, “siapa”, “dimana”, dan
“bagaimana”.
Pembagian
lain yang mirip dengan klasifikasi tersebut diatas adalah yang dikemukakan oleh
Donald. P. Ely (1963), hanya saja istilah yang dipakainya agak berbeda,
misalnya:
a. Istilah people diganti dengan man
sebagai pihak yang menyalurakan atau mentrasmisikan pesan.
b. Media instumentation diganti dengan
maetrials dan devices sebagai bahan (sofware) dan perlengkapan (hardware)
c. Techniques diganti dengan methods sebagi
cara atau metode yang dipakai dalam menyajikan informasi.
d. Environment diganti dengan setting’
sebagai lingkungan tempat interaksi belajar-mengajar terjadi.
Dengan uraian dan pernyataan tersebut
maka sumber belajar akan menjadi lebih jelas. Sebagaimana dinyatakan oleh
Torkleson (1965), sumber belajar itu demikian luasnya, bisa meliputi segala
sesuatu yang dipergunakan untuk kepentingan pelajaran, yaitu segala apa yang
ada di sekolah pada masa lalu, sekarang, dan pada masa yang akan datang.[3]
Klasifikasi
Jenis-Jenis Sumber Belajar
No.
|
Jenis
Sumber Belajar
|
Pengertian
|
Contoh
|
|
Dirancang
|
Dimanfaatkan
|
|||
1.
|
Pesan (message)
|
Informasi yang harus disaluran oleh
komponen lain berbentuk ide, fakta, pengertian, data.
|
Bahan-bahan pelajaran.
|
Cerita rakyat, dongeng, nasihat.
|
2.
|
Manusia (people)
|
Orang yang menyimpan informasi atau
menyalurkan informasi. Tidak termasuk yang menjalakan fungsi pengembangan dan
pengelolaan sumber belajar.
|
Guru, aktor, siswa, pembicara, pemain.
Tidak termasuk teknisi, tim kurikulum.
|
Narasumber, pemuka masyarakat,
pimpinan kantor, responden.
|
3.
|
Bahan (materials)
|
Sesuatu bisa disebut media/software
yang mendukung pesan untuk disajikan melalui pemakainan alat.
|
Transparasi, film, slides, tape, buku,
gambar, dan lain-lain.
|
Relief,candi, arca, peralatan teknik.
|
4.
|
Peralatan (device)
|
Sesuatu bisa disebut media/hardware
yang menyaluran pesan untuk disajikan yang ada didalam software
|
OHP, proyektor,slides, film, TV,
kamera, papan tulis.
|
Generator, mesin, alat-alat mobil.
|
5.
|
Teknik/metode (technique)
|
Prosedur yang disiapkan dalam
mempergunakan bahan pelajaran, peralatan, situasi, dan orang untuk
menyampaikan pesan.
|
Ceramah, diskusi, simulasi, kuliah,
belajar mandiri.
|
Permaian, percakapan biasa/spontan
|
6.
|
Lingkungan (setting)
|
Situasi sekitar dimana pesan
disaluran/ditransmisikan.
|
Ruangan kelas, studio, perpustakaan,
auditorium, aula.
|
Teman, kebun, pasar, museum, toko.
|
B.
Pengertian Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
(KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari).
Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam Kamus
Bahasa Inggris istilah lingkungan ini cukup beragam, diantaranya circle, area,
surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih
berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau
sekeliling.[4]
Dalam literature lain disebutkan
bahwa lingkunga itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan
makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta
makhluk hidup lainnya. Lingkungan ini terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (
benda mati), dan budaya manusia.[5]
Jadi, lingkungan sember belajar
adalah suatu tempat atau ruangan yang terdiri dari makhluk hidup dan benda mati
yang dimanfaatkan manusia untuk belajar sehingga tercipta budaya manusia.
Lingkungan yang ada di sekitar kita adalah salah satu sumber
yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar secara optimal.
Pentingnya lingkungan sebagai sumber belajar untuk peserta didik adalah memberi kesempatan anak untuk mendapatkan
pengetahuan dan memperkaya pengetahuannya. Dalam hal ini lingkungan
menfasilitasi anak untuk menyalurkan keingintahuannya terhadap banyak hal.
Apabila mengajar dengan menggunakan lingkungan tersebut sebagai sumber
belajarnya maka hal itu akan lebih bermakna dan bernilai, sebab para siswa
diharapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang dialami
sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya lebih dapat
dipertanggungjawabkan. Banyak sekali keuntungan yang dapat diperoleh dari
lingkungan sebagai sumber belajar.[6]
Kegiatan belajar yang memanfaatkan lingkungan sekitar dimungkinkan akan lebih menarik, tidak
membosankan, dan menumbuhkan antusiasme siswa untuk lebih giat belajar. Belajar
akan lebih bermakna (meaningful learning), sebab siswa diharapkan dengan
keadaan yang sebenarnya. Aktifitas siswa akan lebih meningkat dengan
memungkinkannya menggunakan wawancara, membuktikan sesuatu, dan menguji fakta.
Dengan memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya,
dapat dimungkinkan terjadinya pembentukan pribadi para siswa, seperti cinta
terhadap lingkungan. Hal tersebut juga untuk melatih tanggungjawab dan
mengembangkan perasaan kasih saying anak terhadap makhluk lain.[7]
C. Tujuan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
1.
Supaya kegaitan belajar-mengajar lebih menarik dan tidak
membosankan.
2.
Supaya hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa
dihadapkan pada keadaan yang sebenarnya.
3.
Supaya bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya dan
lebih aktual sehingga kebenarannya lebih akurat
4.
Supaya kegiatan siswa lebih komperhensif dan lebih aktif
sebab dapat dilakukan dengan cara seperti wawancara, mengamati, dan lain-lain.
5.
Supaya sumber belajar lebih kaya disebabkan lingkungan
yang dipelajari beraneka ragam.
6.
Supaya siswa dapat memahami dan mengahayatiaspek yang ada
dilingkungannya.
D. Jenis-jenis Lingkungan Belajar
Kondisi
lingkungan itu sangat berpengaruh sekali terhadap proses dan hasil belajar.
Sehingga, dilihat dari sudut pandang kondisi lingkungan, lingkungan ini dapat
di bagi menjadi dua, yaitu lingkungan alam dan lingkungan social. Lingkungan
alam seperti keadaan suhu, kelembapan,kepengapan udara, dan sebagainya.
Sedangkan lingkungan social adalah yang berkaitan dengan interaksi manusia.
Seperti obrolan di sekitar kelas, teriakan siswa di lapangan. Karena itu,
sekolah hendaknya didirikan dalam lrngkungan yang kondusif untuk belajar.[8]
Lingkungan
masyarakat yang dapat dimanfaatkan dalam proses pendidikan dan pengajaran
secara umum dapat dibedakan menjadi tiga jenis lingkungan belajar, yaitu
sebagai berikut[9]
1. Lingkungan Sosial
Lingkungan
social sebagai sumber belajar ini berkenaan dengan interaksi manusia dengan
kehidupan bermasyarakat. Seperti organisasi social, adat dan kebiasaan, mata
pencahaarian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan,
agama, dan system nilai. Lingkungan social ini biasanya digunakan untuk mempelajari
ilmu-ilmu social dan kemanusiaan.
Dan dalam
praktek pengajaran yang memanfaatkan lingkungan social sebagai media dan sumber
belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang dekat dahulu. Seperti keluarga,
tetangga, RT, RW, kampung, desa, kecamatan, dan seterusnya.kemudian, pengajaran
tersebut harus disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan tingkat
perkembangan anak didik. Misalnya dalam materi pelajaran zakat, siswa diberi
tugas untuk mengumpulkan zakat di masjid sekitar rumah secara berkelompok, lalu
mendata warga yang berhak mendapatkan zakat, setelah itu siswa membagikan zakat
tersebut kepada orang – orang yang berhak.
Melalui kegiatan belajar yang seperti itu, siswa lebih aktif dan lebih
produktif, karena mereka mengarahkan usahanya untuk memperoleh informasi dan
pengalaman yang sebanyak banyaknya dari sumber-sumber yang nyata dan factual.
2. Lingkungan Alam
Lingkungan alam ini berkaitan dengan segala sesuatu
yang sifatnya alamiah, seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim,
curah hujan, flora, fauna, dan sumber daya alam. Lingkungan alam tepat
digunakan untuk bidang studi ilmu pengetahuan alam.
Aspek-aspek
lingkungan alam ini dapat dipelajari secara langsung oleh para siswa dengan
mudah, melalui pengamatan dan pencatatan secara pasti. Karena mengingat sifat-sifat dari gejala alam relative tetap tidak seperti
dalam lingkungan social. Misalnya dalam mengamati perubahan-perubahan yang terjadi di dalam proses pertumbuhan
makhluk. Gejala lain yang dapat dipelajari adalah kerusakan-kerusakan lingkungan alam termasuk factor penyebabnya
seperti erosi, penggundulan hutan, pencemaran air, tanah, udara, dan
sebagainya.
Dengan mempelajari lingkungan
alam, diharapkan para siswa dapat lebih memahami materi pelajaran di sekolah
serta dapat menumbuhkan cinta alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara
lingkungan, turut serta dalam menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan
serta tetap menjaga kelestarian kemampuan sumber daya alam bagi kehidupan
manusia.
3. Lingkungan Buatan
Selain lingkungan sosial dan
lingkunga alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan
buatan,yaitu lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibuat oleh manusia untuk
tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Lingkungan buatan ini terdiri dari irigasi atau
pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan
pembangkit tenaga listrik. Siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek, seperti
prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta
aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan
masyarakat pada umumnya. Lingkungan buatan ini dapat
dikaitkan dengan berbagai pelajaran yang diberikan di sekolah.
Dari ketiga lingkungan belajar di
atas, dapat dimanfaatkan oleh sekolah dalam proses belajar-mengajar melalui
perencanaan yang saksama oleh para guru bidang studi baik secara individu
maupun kelompok. Penggunaan lingkungan belajar dapat dilakukan pada
pada jan pelajaran maupun di luar jam pelajaran seperti pemberian tugas. Dengan
demikian, fungsi dari lingkungan adalah untuk memperkaya materi pengajaran,
memperjelas prinsip, dan konsep yang dipelajari dalam bidang studi dan dapat dijadikan sebagai laboratorium belajar para
siswa.
E. Teknik Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Dalam memanfaatkan lingkungan belajar itu harus
mengetahui teknik – tekniknya terlebih dahulu. Agar para guru yang menggunkannya dapat efektif dan efisien. Dan ada
beberapa cara dalam mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar,
yaitu sebagai berikut[10] :
1. Survey
Yaitu siswa mengunjungi lingkungan
seperti masyarakat setempat untuk mempelajari dan mengamati proses social,
budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain-lain. Kegiatan ini dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan nara
sumber, mempelajari data atau dokumen yang ada, dan lain – lain. Lalu, hasilnya
dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama dan disimpulkan oleh
guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran. Pelajaran yang dapat
digunakan untuk survey diutamakan bidang study ilmu social dan kemasyarakatan.
2. Kamping atau berkemah
Kegiatan berkemah ini membutuhkan waktu
yang cukup lama, karena siswa harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam
seperti suhu, iklim, suasana, dan lain – lain. Berkemah cocok untuk mempelajari
ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi, kimia, dan fisika.
3. Field trip atau karyawisata
Karyawista adalah kunjungan siswa keluar
kelas untuk mempelajari obyek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan
kurikuler di sekolah. Sebelum karyawisata dilaksanakan, terlebih dahulu
direncanakan objek yang akan dipelajari, cara mempelajarinya, dan kapan
sebaiknya dipelajari.objek karyawisata harus sesuai dengan bahan pengajaran,
misalnya museum ubtuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi
dan sebagainya. Karyawisata selain untuk kegiatan belajar juga untuk rekreasi
yang mengandung nilai edukatif.
4. Praktik Lapangan
Praktil lapangan ini dilaksanakan oleh
para siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya
mahasiswa tarbiyah dan keguruan diterjunkan ke sekolah SMP untuk melatih kemampuan
sebagai guru di sekolah. Siswa SMK dikirim ke perusahaan untuk mempelajari dan
memepraktikkan pembukuan, akuntansi, dan lain- lain. Dengan demikian, praktik
lapangan berkaitan dengan keterampilan tertentu sehingga lebih tepat untuk
sekolah – sekolah kejuruan.
5. Mengundang Narasumber
Teknik kelima ini berbeda dengan teknik
– teknik sebelumnya. Jika pada teknik sebelumnya kelas dibawa ke masyarakat,
sedangkan pada nara sumber mengundang tokoh masyarakat ke sekolah untuk
memberikan penjelasan mengenai keahliannya di hadapan para siswa. Nara sumber
yang diundang, hendakanya relevan dengan kebutuhan belajar siswa, sehingga apa
yang diberikan oleh nara sumber dapat memperkaya materi yang diberikan guru di
sekolah. Dan criteria nara sumber dilihat dari keahliannya dalam suatu bidang
tertentu yang diperlukan bukan jabatan atau kedudukannya.
6. Proyek Pelayanan dan Pengabdian pada
Masyarakat
Cara ini dapat
dilakukan, apabila sekolah ( guru dan siswa secara bersama-sama melakukan
kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan,
partisipasi dalam kegiatan masayarakat dan kegiatan lain yang diperlukan). Cara ini memiliki manfaat yang baik bagi para siswa maupun bagi masayarakat
setempat. Bagi siswa bermanfaat untuk penerapan kecakapan dan keterampilan
belajarnya dalam bidang tertentu. Sedangkan bagi masyarakat bermanfaat untuk
memperbaiki keadaan yang seharusnya menjadi garapan masyarakat itu sendiri
F. Langkah dan Prosedur Penggunaan
Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sumber belajar dalam proses
pengajaran memerlukan persiapan dan perencanaan yang matamg dari para guru.
Tanpa perencanaan yang matang kegiatan belajar siswa tidak bisa terkendali,
sehingga tujuan pengajaran tidak tercapai dan siswa tidak melakukan kegiatan
belajar sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari itu ada beberapa langkah yang
harus ditempuh dalam menggunakan lingkungan sumber belajar,
sebagai berikut[11] :
1. Langkah Persiapan
Langkah – langkah yang harus ditempuh
pada persiapan diantaranya :
a. Menentukan tujuan belajar yang
berhubungan dengan pembahasan bidang study tertentu.
b. Menentukan obyek yang harus dipelajari dan dikunjungi.
c. Menentukan cara belajar siswa pada saat
kunjungan dilakukan.
d. Guru dan siswa mempersiapkan perizinan
jika diperlukan.
e. Persiapan teknis yang diperlukan untuk
kegiatan belajar.
Persiapan tersebut dibuat guru dan siswa
pada waktu belajar bidang studi yang bersangkutan, atau dalam program akhir
semester.
2. Langkah Pelaksanaan
Pada langkah ini para guru dan siswa
melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah
dipersiapkan. Biasanya kegiatan ini diawalai dengan penjelasan petugas mengenai
objek yang akan dipelajari. Dalam penjelasan tersebut, siswa dapat bertanya
untuk menghemat waktu, dan mencatat hal – hal yang penting. Setelah itu, siswa
dibimbing oleh petugas untuk melihat dan mengamati objek yang akan dipelajari.
Dalam proses ini, petugas menjelaskan proses kerja, mekanismenya, dan hal – hal
yang lain. Lalu, siswa dapat berkumpul dengan kelompoknya dan mendiskusikan
hasil catatannya untuk melengkapi dan memahami materi yang dipelajarinya.
Di akhir kunjungan, guru dan para siswa
mengucapkan terima kasih kepada petugas atau pimpinan obyek tersebut. Bagi
obyek kunjungan yang sifatnya tidak memerlukan petugas, para siswa dapat
langsung bisa melihat dan mengamati objek, serta langsung bisa mewawancarai
nara sumber.
3. Tindak Lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan belajar
“pelaksanaan” di atas adalah kegiatan belajar di kelas untuk membahas dan
mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan belajar. Setiap kelompok diminta
untuk melaporkan hasil – hasil dari pengamatan untuk dibahas bersama. Selain
itu, guru juga dapat meminta para siswa untuk menyampaikan kesan – kesannya
dari kegiatan belajar tersebut.
Di lain pihak, guru juga memberikan
penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil yang dicapainya. Tugas
lanjutan dari kegiatan belajar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan
rumah, misalnya menyusun laporan yang lebih lengkap dan ilmiah.
Dari uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar itu banyak
manfaatnya, baik dari segi motivasi belajar, kegiatan belajar, kekayaan
informasi, hubungan social siswa dan sebagainya. Dan proses pengajaran yang
mengoptimalakan lingkungan sebagai sumber belajar dikenal dengan pendekatan
ekologis.
Dalam upaya pembaharuan kurikulum
melalui kurikulum muatan local pendekatan lingkungan mutlak diperlukan,
sehingga lingkungan di sekitarnya benar-benar menjadi tujuan dan sumber belajar
para siswa dalam proses pendidiksn dsn pengajaran.
1. Kelemahan lingkungan sebagai sumber
belajar ini sering terjadi dalam teknis pengaturan waktu dan kegiatan
belajar.misalnya :
a.
Kegiatan
belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa
ke tempat tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan, sehingga ada
kesan main-main.
b.
Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan
mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan
waktu untuk belajar di kelas.
c.
Sempitnya
pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas.
2. Kelebihan dari lingkungan sebagai sumber
belajar ini cukup banyak, antara lain :
a.
Kegiatan belajar menarik dan tidak membosankan bagi siswa.
b.
Hakikat belajar akan lebih bermakna, karena siswa
dihadapakan langsung dengan keadaan yang sebenarnya.
c.
Bahan
– bahan yang dipelajari lebih banyak dan factual, sehingga kebenaran lebih
akurat.
d.
Kegiatan
belajar siswa lebih komprehensip dan lebih aktif.
e.
Sumber
belajar menjadi lebih kaya, karena lingkungan yang dipelajari bisa
beranekaragam.
f.
Siswa
dapat memahami dan menghayati aspek – aspek kehidupan yang ada di lingkungan.
BAB III
PENTUTUP
Kesimpulan
Sumber
balajar dalam pengertian sempit adalah, misalnya, buku-buku atau bahan-bahan
tercetak lainnya. Pengertian yang lebih luas tentang sumber belajar diberikan
oleh Edgar Dale yang menyatakan bahwa pengalaman itu adalah sumber belajar.
Pengklasifikasian dari sumber belajar itu sendiri bermacam-macam. Ada beberapa
tokoh yang mengklasifikasikan sumber belajar. Dan mereka juga mempunyai
pendapat masing-masing mengenai klasifikasi sumber belajar itu sendiri.
Lingkungan
sember belajar adalah suatu tempat atau ruangan yang terdiri dari makhluk hidup
dan benda mati yang dimanfaatkan manusia untuk belajar sehingga tercipta budaya
manusia. Lingkungan yang ada di sekitar kita adalah salah
satu sumber yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar secara
optimal. Pentingnya lingkungan sebagai sumber belajar untuk peserta didik
adalah memberi kesempatan anak untuk mendapatkan pengetahuan dan memperkaya
pengetahuannya. Dalam hal ini lingkungan menfasilitasi anak untuk menyalurkan
keingintahuannya terhadap banyak hal
Pada akhirnya tujuan dari pemanfaatna lingkungan
sebagai sumber belajar adalah untuk membuat susasana yang berbeda kepada
peserta didik dalam belajarnya. Dan dengan terjun langsung ke lapangan peserta
didik juga diharapkan bisa mendapat pengalaman baru dan mencari infoemasi yang
lebih akurat.
Ada tiga
macam lingkungan belajar, yaitu lingkungan social, lingkungan alam, dan
lingkungan buatan. Dan prosedur belajar untuk memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar yaitu melalui survey, berkemah, karyawisata pendidikan, praktik
lapangan, nara sumber, dan pelayanan pada masyarakat.
Supaya
penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat berhasil secara maksimal.
Maka perlu dipersiapkan secara matang melalui tiga tahapan kegiatan yaitu
tahapanpersiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dalan setiap tahapan
tersebut, hendakanya guru dan siswa dilibatkan. Sehingga para siswa memiliki
rasa tanggungjawab terhadap semua kegiatan belajar dan pemanfaatan lingkungan
belajar.
DAFTAR PUSTAKA
·
Sudjana,
Nana dan Ahmad, Rivai. 2001. Teknologi
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
·
Sudjana,
Nana. 2005. Media Pengajaran (penggunaan dan Pembuatannya). Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
·
Munadi, Yudhi.2008.Media
Pembelajaran.Jakarta:Gaung Persada Press.
·
http://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-untuk-anak-usia-dini/
·
http://windatepe.blogspot.co.id/2012/12/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber.html
[1] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, “Teknologi
Pengajaran”, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001), hlm. 76
[2]
Ibid hlm. 77
[3]
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, “Teknologi Pengajaran”, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001),
hlm. 79
[4]
http://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-untuk-anak-usia-dini/
[5]
Ibid
[6]http://windatepe.blogspot.co.id/2012/12/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber.html
[7]Ibid.
[9]
Dr.Nana,Sudjana,”Media
Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya)”,(Bandung:Sinar Baru
Algensindo,2005),hlm.212-214.
[10]
Dr.Nana,Sudjana, “Media Pengajaran (Penggunaan dan
Pembuatannya)”,(Bandung:Sinar Baru Algensindo,2005),hlm. 209-211.
[12] Ibid.,
hlm. 208-209
Tidak ada komentar:
Posting Komentar