Senin, 04 Januari 2016

MAKALAH PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar Pendidikan Agama Islam
Dosen pengampu: Dr. Sukiman M.Pd. I

Nama Kelompok:
1.      Arina Ulfa Musrifah        14410049
2.      Najiba Rahmawati           14410111
3.      Ali Zinal Abidin              14410161

Kelas: PAI D

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Assalamualikum Wr. Wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Media dan Sumber Belajar Pendidikan Agama Islam ini dapat selesai sesuai dengan waktunya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya Amin.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya ada hambatan yang selalu mengiringi namun atas kerja sama dan diskusi, akhirnya semua hambatan dalam penyusunan makalah ini dapat teratasi.
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan dalam studi Pengembangan Media dan Sumber Belajar Pendidikan Agama Islam dan adapun metode yang kami ambil dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari berbagai sumber buku,karya tulis dan media massa yang mendukung dengan tema makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa saya mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
Wassalamualikum Wr.Wb







DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2
DAFTAR ISI                                                                                                                         3
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang........................................................................................................ 4
B.     Rumusan Masalah                                                                                                     4
C.     Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sumber Belajar dan Kalsifikasi Sumber Belajar.................................... 6
B.     Pengertian Lingkungan Sebagai Sumber Belajar..................................................... 10
C.     Tujuan Lingkungan Sbagai Sumber Belajar............................................................ 11
D.    Jenis Lingkungan Belajar......................................................................................... 11
E.     Teknik Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar................................... 13
F.      Langkah dan Prosedur Penggunaan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar............. 15
G.    Kelemahan dan Kelebihan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar........................... 17
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.............................................................................................................. 18



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematik yang meliputi banyak komponen. Komponen tersebut di antaranya sumber belajar. Sumber belajar merupakan suatu unsur yang memiliki peranan penting dalam menentukan proses belajar agar pembelajaran menjadi efektif dan efesien dalam pencapaian tujuan. Sebuah kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan efesien dalam usaha pencapaian tujuan instruksional jika melibatkan komponen proses belajar secara terencana, sebab sumber belajar sebagai komponen penting yang sangat besar manfaatnya.
Dengan tersedianya dan dimanfaatkannya sumber belajar secara tepat dan kontekstual akan mampu memperkaya proses belajar yang sedang berlangsung. Tersedianya sumber belajar yang memedai akan dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu yang terkait dengan proses pembelajaran dikelas. Dengan demikian, tersedianya sumber belajar yang memadai akan dapat melengkapi, memelihara, maupun memperkaya proses pembelajaran. Kerena banyaknya variasi dari sumber belajar kita perlu memahami berbagai format atau bentuk yang beraneka ragam, karakteristik, dan pemanfaatnya.
Dalam makalah yang kami buat ini akan dibahas mengenai salah satu sumber belajar, yaitu lingkungan sebagai sumber belajar. Karena selain sebagai habitat makhluk hidup ternyata lingkungan juga berfungsi sebagai sumber belajar. Sumber belajar lingkungan ini juga akan semakin memperkaya wawasan dan pengetahuan siswa karena meraka belajar tidak terbatas oleh tempat dinding kelas saja. Selain itu kebenarannya lebih akurat.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi dan klasifikasi dari sumber belajar?
2.      Apa definisi dari lingkungan sebagai sumber belajar?
3.      Apa saja tujuan dari lingkungan sebagai sumber belajar bagi peserta didik?
4.      Apa saja jenis lingkungan yang baik sebagai sumber belajar?
5.      Bagaimana teknik menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar?
6.      Bagaimana langkah dan prosedur penggunaan sumber belajar?
7.      Apa saja kelemahan dan keliebihan lingkungan sebagai sumber belajar?
C.     Tujuan
1.      Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari sumber belajar dan klasifikasinya.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari lingkungan sebagai sumber belajar.
3.      Mahasiswa dapat mengetahui tujuan dari lingkungan sebagai sumber belajar bagi peserta didik.
4.      Mahasiswa dapat mengetahui jenis lingkungan yang baik sebagai sumber belajar.
5.      Mahasiswa dapat mengetahui teknik menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar.
6.      Mahasiswa dapat mengetahui langkah dan prosedur penggunaan sumber belajar.
7.      Mahasiswa dapat mengetahui kelemahan dan keliebihan lingkungan sebagai sumber belajar.






BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Kalsifikasi Sumber Belajar
1.      Pengertian Sumber Belajar
Sumber balajar dalam pengertian sempit adalah, misalnya, buku-buku atau bahan-bahan tercetak lainnya. Pengertian yang lebih luas tentang sumber belajar diberikan oleh Edgar Dale yang menyatakan bahwa pengalaman itu adalah sumber belajar.
Sumber belajar dalam pengertian tersebut menjadi sangat luas maknanya, seluas hidup sendiri. Belajar pada hakikatnya adalah proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelumnya.[1]
Edgar Dale berpendapat bahwa pengalaman yang dapat memberikan sumber belajar diklasifikasikan menurut jenjang tertentu, berbentuk kerucut pengalaman. Penjenjangan jenis-jenis pengalaman tersebut disusun dari yang kongkret sampai yang abstrak.  Dalam pengembangan sumber belajar itu terdiri dari dua macam, yaitu:
Pertama, sumber belajar yang dirancang atau secara sengaja dibuat atau dipergunakan untuk membantu belajar-mengajar, biasa disebut learning resources by design. Misalnya seperti buku, brosur, ensiklopedi, film, video, tape, slides, film strips, OHP. Semua perangkat keras ini memang secara sengaja dibuat untuk kepentingan kegiatan pengajaran.
Kedua, sumber belajar yang dimanfaatkan guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajar berupa segala macam sumber belajar yang ada disekeliling kita. Sumber belajar ini tidak dirancang untuk kepentingan tujuan suatu kegiatan pengajaran. Sumber belajar ini disebut dengan learning resources by utilization. Misalnya, pasar, toko, museum, tokoh masyarakat, dan sebagainya yang ada dilingkungan sekitarnya.[2]
2.      Klasifikasi Sumber Belajar
Pengklasifikasian yang dianggap klasik dari sumber belajar adalah pembagian menurut Edgar Dale (1954), terinci dalam kerucut pengalamannya. Pembagian itu mudah dipahami, menggambarkan pembagian sumber belajar dari tingkat yang paling kongkret ke tingkat yang paling abstrak, asal saja makna dari pengalaman diartikan sebagai sumber belajar, sekalipun banyak orang yang berpendapat bahwa pengalaman itu lebih luas daripada sumber belajar. Wallington (1970) menyatakan bahwa peran utama sumber belajar adalah membawa atau menyalurkan stimulus dan informasi kepada siswa. dengan demikian maka untuk mempermudah klasifikasi sumber belajar itu kita dapat mengajukan pertanyaan seperti “apa”, “siapa”, “dimana”, dan “bagaimana”.
Pembagian lain yang mirip dengan klasifikasi tersebut diatas adalah yang dikemukakan oleh Donald. P. Ely (1963), hanya saja istilah yang dipakainya agak berbeda, misalnya:
a.       Istilah people diganti dengan man sebagai pihak yang menyalurakan atau mentrasmisikan pesan.
b.      Media instumentation diganti dengan maetrials dan devices sebagai bahan (sofware) dan perlengkapan (hardware)
c.       Techniques diganti dengan methods sebagi cara atau metode yang dipakai dalam menyajikan informasi.
d.      Environment diganti dengan setting’ sebagai lingkungan tempat interaksi belajar-mengajar terjadi.
Dengan uraian dan pernyataan tersebut maka sumber belajar akan menjadi lebih jelas. Sebagaimana dinyatakan oleh Torkleson (1965), sumber belajar itu demikian luasnya, bisa meliputi segala sesuatu yang dipergunakan untuk kepentingan pelajaran, yaitu segala apa yang ada di sekolah pada masa lalu, sekarang, dan pada masa yang akan datang.[3]

Klasifikasi Jenis-Jenis Sumber Belajar
No.
Jenis
Sumber Belajar
Pengertian
Contoh
Dirancang
Dimanfaatkan
1.
Pesan (message)
Informasi yang harus disaluran oleh komponen lain berbentuk ide, fakta, pengertian, data.
Bahan-bahan pelajaran.
Cerita rakyat, dongeng, nasihat.
2.
Manusia (people)
Orang yang menyimpan informasi atau menyalurkan informasi. Tidak termasuk yang menjalakan fungsi pengembangan dan pengelolaan sumber belajar.
Guru, aktor, siswa, pembicara, pemain. Tidak termasuk teknisi, tim kurikulum.
Narasumber, pemuka masyarakat, pimpinan kantor, responden.
3.
Bahan (materials)
Sesuatu bisa disebut media/software yang mendukung pesan untuk disajikan melalui pemakainan alat.
Transparasi, film, slides, tape, buku, gambar, dan lain-lain.
Relief,candi, arca, peralatan teknik.
4.
Peralatan (device)
Sesuatu bisa disebut media/hardware yang menyaluran pesan untuk disajikan yang ada didalam software
OHP, proyektor,slides, film, TV, kamera, papan tulis.
Generator, mesin, alat-alat mobil.
5.
Teknik/metode (technique)
Prosedur yang disiapkan dalam mempergunakan bahan pelajaran, peralatan, situasi, dan orang untuk menyampaikan pesan.
Ceramah, diskusi, simulasi, kuliah, belajar mandiri.
Permaian, percakapan biasa/spontan
6.
Lingkungan (setting)
Situasi sekitar dimana pesan disaluran/ditransmisikan.
Ruangan kelas, studio, perpustakaan, auditorium, aula.
Teman, kebun, pasar, museum, toko.

B.     Pengertian Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam Kamus Bahasa Inggris istilah lingkungan ini cukup beragam, diantaranya circle, area, surroundings, sphere, domain, range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.[4]
Dalam literature lain disebutkan bahwa lingkunga itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya  serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan ini terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup),  abiotik ( benda mati), dan budaya manusia.[5]
Jadi, lingkungan sember belajar adalah suatu tempat atau ruangan yang terdiri dari makhluk hidup dan benda mati yang dimanfaatkan manusia untuk belajar sehingga tercipta budaya manusia.
Lingkungan yang ada di sekitar kita adalah salah satu sumber yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar secara optimal. Pentingnya lingkungan sebagai sumber belajar untuk peserta didik adalah memberi kesempatan anak untuk mendapatkan pengetahuan dan memperkaya pengetahuannya. Dalam hal ini lingkungan menfasilitasi anak untuk menyalurkan keingintahuannya terhadap banyak hal. Apabila mengajar dengan menggunakan lingkungan tersebut sebagai sumber belajarnya maka hal itu akan lebih bermakna dan bernilai, sebab para siswa diharapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang dialami sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan. Banyak sekali keuntungan yang dapat diperoleh dari lingkungan sebagai sumber belajar.[6]
Kegiatan belajar yang memanfaatkan lingkungan sekitar dimungkinkan akan lebih menarik, tidak membosankan, dan menumbuhkan antusiasme siswa untuk lebih giat belajar. Belajar akan lebih bermakna (meaningful learning), sebab siswa diharapkan dengan keadaan yang sebenarnya. Aktifitas siswa akan lebih meningkat dengan memungkinkannya menggunakan wawancara, membuktikan sesuatu, dan menguji fakta. Dengan memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di lingkungannya, dapat dimungkinkan terjadinya pembentukan pribadi para siswa, seperti cinta terhadap lingkungan. Hal tersebut juga untuk melatih tanggungjawab dan mengembangkan perasaan kasih saying anak terhadap makhluk lain.[7]
C.     Tujuan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
1.      Supaya kegaitan belajar-mengajar lebih menarik dan tidak membosankan.
2.      Supaya hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan pada keadaan yang sebenarnya.
3.      Supaya bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya dan lebih aktual sehingga kebenarannya lebih akurat
4.      Supaya kegiatan siswa lebih komperhensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan cara seperti wawancara, mengamati, dan lain-lain.
5.      Supaya sumber belajar lebih kaya disebabkan lingkungan yang dipelajari beraneka ragam.
6.      Supaya siswa dapat memahami dan mengahayatiaspek yang ada dilingkungannya.
D.    Jenis-jenis Lingkungan Belajar
Kondisi lingkungan itu sangat berpengaruh sekali terhadap proses dan hasil belajar. Sehingga, dilihat dari sudut pandang kondisi lingkungan, lingkungan ini dapat di bagi menjadi dua, yaitu lingkungan alam dan lingkungan social. Lingkungan alam seperti keadaan suhu, kelembapan,kepengapan udara, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan social adalah yang berkaitan dengan interaksi manusia. Seperti obrolan di sekitar kelas, teriakan siswa di lapangan. Karena itu, sekolah hendaknya didirikan dalam lrngkungan yang kondusif untuk belajar.[8]
Lingkungan masyarakat yang dapat dimanfaatkan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara umum dapat dibedakan menjadi tiga jenis lingkungan belajar, yaitu sebagai berikut[9]
1.      Lingkungan Sosial
Lingkungan social sebagai sumber belajar ini berkenaan dengan interaksi manusia dengan kehidupan bermasyarakat. Seperti organisasi social, adat dan kebiasaan, mata pencahaarian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintahan, agama, dan system nilai. Lingkungan social ini biasanya digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu social dan kemanusiaan.
Dan dalam praktek pengajaran yang memanfaatkan lingkungan social sebagai media dan sumber belajar hendaknya dimulai dari lingkungan yang dekat dahulu. Seperti keluarga, tetangga, RT, RW, kampung, desa, kecamatan, dan seterusnya.kemudian, pengajaran tersebut harus disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan tingkat perkembangan anak didik. Misalnya dalam materi pelajaran zakat, siswa diberi tugas untuk mengumpulkan zakat di masjid sekitar rumah secara berkelompok, lalu mendata warga yang berhak mendapatkan zakat, setelah itu siswa membagikan zakat tersebut kepada orang – orang yang berhak.
Melalui kegiatan belajar yang seperti itu, siswa lebih aktif dan lebih produktif, karena mereka mengarahkan usahanya untuk memperoleh informasi dan pengalaman yang sebanyak banyaknya dari sumber-sumber yang nyata dan factual.
2.      Lingkungan Alam
Lingkungan alam ini berkaitan dengan segala sesuatu yang sifatnya alamiah, seperti keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora, fauna, dan sumber daya alam. Lingkungan alam tepat digunakan untuk bidang studi ilmu pengetahuan alam.
Aspek-aspek lingkungan alam ini dapat dipelajari secara langsung oleh para siswa dengan mudah, melalui pengamatan dan pencatatan secara pasti. Karena mengingat sifat-sifat dari gejala alam relative tetap tidak seperti dalam lingkungan social. Misalnya dalam mengamati perubahan-perubahan yang terjadi di dalam proses pertumbuhan makhluk. Gejala lain yang dapat dipelajari adalah kerusakan-kerusakan lingkungan alam termasuk factor penyebabnya seperti erosi, penggundulan hutan, pencemaran air, tanah, udara, dan sebagainya.
Dengan mempelajari lingkungan alam, diharapkan para siswa dapat lebih memahami materi pelajaran di sekolah serta dapat menumbuhkan cinta alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara lingkungan, turut serta dalam menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan serta tetap menjaga kelestarian kemampuan sumber daya alam bagi kehidupan manusia.
3.      Lingkungan Buatan
Selain lingkungan sosial dan lingkunga alam yang sifatnya alami, ada juga yang disebut lingkungan buatan,yaitu lingkungan yang sengaja diciptakan atau dibuat oleh manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Lingkungan buatan ini terdiri dari irigasi atau pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan pembangkit tenaga listrik. Siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari berbagai aspek, seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya, daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan buatan ini dapat dikaitkan dengan berbagai pelajaran yang diberikan di sekolah.
Dari ketiga lingkungan belajar di atas, dapat dimanfaatkan oleh sekolah dalam proses belajar-mengajar melalui perencanaan yang saksama oleh para guru bidang studi baik secara individu maupun kelompok. Penggunaan lingkungan belajar dapat dilakukan pada pada jan pelajaran maupun di luar jam pelajaran seperti pemberian tugas. Dengan demikian, fungsi dari lingkungan adalah untuk memperkaya materi pengajaran, memperjelas prinsip, dan konsep yang dipelajari dalam bidang studi dan dapat dijadikan sebagai laboratorium belajar para siswa.
E.     Teknik Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar
Dalam memanfaatkan lingkungan belajar itu harus mengetahui teknik – tekniknya terlebih dahulu. Agar para guru yang menggunkannya dapat efektif dan efisien. Dan ada beberapa cara dalam mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar, yaitu sebagai berikut[10] :

1.      Survey
Yaitu siswa mengunjungi lingkungan seperti masyarakat setempat untuk mempelajari dan mengamati proses social, budaya, ekonomi, kependudukan, dan lain-lain. Kegiatan ini dilakukan siswa melalui observasi, wawancara dengan nara sumber, mempelajari data atau dokumen yang ada, dan lain – lain. Lalu, hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dibahas bersama dan disimpulkan oleh guru dan siswa untuk melengkapi bahan pengajaran. Pelajaran yang dapat digunakan untuk survey diutamakan bidang study ilmu social dan kemasyarakatan.
2.      Kamping atau berkemah
Kegiatan berkemah ini membutuhkan waktu yang cukup lama, karena siswa harus dapat menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana, dan lain – lain. Berkemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi, kimia, dan fisika.
3.      Field trip atau karyawisata
Karyawista adalah kunjungan siswa keluar kelas untuk mempelajari obyek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelum karyawisata dilaksanakan, terlebih dahulu direncanakan objek yang akan dipelajari, cara mempelajarinya, dan kapan sebaiknya dipelajari.objek karyawisata harus sesuai dengan bahan pengajaran, misalnya museum ubtuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi dan sebagainya. Karyawisata selain untuk kegiatan belajar juga untuk rekreasi yang mengandung nilai edukatif.
4.      Praktik Lapangan
Praktil lapangan ini dilaksanakan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya mahasiswa tarbiyah dan keguruan diterjunkan ke sekolah SMP untuk melatih kemampuan sebagai guru di sekolah. Siswa SMK dikirim ke perusahaan untuk mempelajari dan memepraktikkan pembukuan, akuntansi, dan lain- lain. Dengan demikian, praktik lapangan berkaitan dengan keterampilan tertentu sehingga lebih tepat untuk sekolah – sekolah kejuruan.
5.      Mengundang Narasumber
Teknik kelima ini berbeda dengan teknik – teknik sebelumnya. Jika pada teknik sebelumnya kelas dibawa ke masyarakat, sedangkan pada nara sumber mengundang tokoh masyarakat ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannya di hadapan para siswa. Nara sumber yang diundang, hendakanya relevan dengan kebutuhan belajar siswa, sehingga apa yang diberikan oleh nara sumber dapat memperkaya materi yang diberikan guru di sekolah. Dan criteria nara sumber dilihat dari keahliannya dalam suatu bidang tertentu yang diperlukan bukan jabatan atau kedudukannya.


6.      Proyek Pelayanan dan Pengabdian pada Masyarakat
Cara ini dapat dilakukan, apabila sekolah ( guru dan siswa secara bersama-sama melakukan kegiatan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, partisipasi dalam kegiatan masayarakat dan kegiatan lain yang diperlukan). Cara ini memiliki manfaat yang baik bagi para siswa maupun bagi masayarakat setempat. Bagi siswa bermanfaat untuk penerapan kecakapan dan keterampilan belajarnya dalam bidang tertentu. Sedangkan bagi masyarakat bermanfaat untuk memperbaiki keadaan yang seharusnya menjadi garapan masyarakat itu sendiri
F.      Langkah dan Prosedur Penggunaan Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Memanfaatkan lingkungan sebagai media dan sumber belajar dalam proses pengajaran memerlukan persiapan dan perencanaan yang matamg dari para guru. Tanpa perencanaan yang matang kegiatan belajar siswa tidak bisa terkendali, sehingga tujuan pengajaran tidak tercapai dan siswa tidak melakukan kegiatan belajar sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari itu ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan lingkungan sumber belajar, sebagai berikut[11] :
1.      Langkah Persiapan
Langkah – langkah yang harus ditempuh pada persiapan diantaranya :
a.       Menentukan tujuan belajar yang berhubungan dengan pembahasan bidang study tertentu.
b.       Menentukan obyek yang harus dipelajari dan dikunjungi.
c.       Menentukan cara belajar siswa pada saat kunjungan dilakukan.
d.      Guru dan siswa mempersiapkan perizinan jika diperlukan.
e.       Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar.
Persiapan tersebut dibuat guru dan siswa pada waktu belajar bidang studi yang bersangkutan, atau dalam program akhir semester.
2.      Langkah Pelaksanaan
Pada langkah ini para guru dan siswa melakukan kegiatan belajar di tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan. Biasanya kegiatan ini diawalai dengan penjelasan petugas mengenai objek yang akan dipelajari. Dalam penjelasan tersebut, siswa dapat bertanya untuk menghemat waktu, dan mencatat hal – hal yang penting. Setelah itu, siswa dibimbing oleh petugas untuk melihat dan mengamati objek yang akan dipelajari. Dalam proses ini, petugas menjelaskan proses kerja, mekanismenya, dan hal – hal yang lain. Lalu, siswa dapat berkumpul dengan kelompoknya dan mendiskusikan hasil catatannya untuk melengkapi dan memahami materi yang dipelajarinya.
Di akhir kunjungan, guru dan para siswa mengucapkan terima kasih kepada petugas atau pimpinan obyek tersebut. Bagi obyek kunjungan yang sifatnya tidak memerlukan petugas, para siswa dapat langsung bisa melihat dan mengamati objek, serta langsung bisa mewawancarai nara sumber.
3.      Tindak Lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan belajar “pelaksanaan” di atas adalah kegiatan belajar di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan belajar. Setiap kelompok diminta untuk melaporkan hasil – hasil dari pengamatan untuk dibahas bersama. Selain itu, guru juga dapat meminta para siswa untuk menyampaikan kesan – kesannya dari kegiatan belajar tersebut.
Di lain pihak, guru juga memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil yang dicapainya. Tugas lanjutan dari kegiatan belajar tersebut dapat diberikan sebagai pekerjaan rumah, misalnya menyusun laporan yang lebih lengkap dan ilmiah.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar itu banyak manfaatnya, baik dari segi motivasi belajar, kegiatan belajar, kekayaan informasi, hubungan social siswa dan sebagainya. Dan proses pengajaran yang mengoptimalakan lingkungan sebagai sumber belajar dikenal dengan pendekatan ekologis.
Dalam upaya pembaharuan kurikulum melalui kurikulum muatan local pendekatan lingkungan mutlak diperlukan, sehingga lingkungan di sekitarnya benar-benar menjadi tujuan dan sumber belajar para siswa dalam proses pendidiksn dsn pengajaran.
G.    Kelemahan dan Kelebihan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar[12]
1.      Kelemahan lingkungan sebagai sumber belajar ini sering terjadi dalam teknis pengaturan waktu dan kegiatan belajar.misalnya :
a.         Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang menyebabkan pada waktu siswa dibawa ke tempat tujuan tidak melakukan kegiatan belajar yang diharapkan, sehingga ada kesan main-main.
b.          Ada kesan dari guru dan siswa bahwa kegiatan mempelajari lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga menghabiskan waktu untuk belajar di kelas.
c.         Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi di dalam kelas.
2.    Kelebihan dari lingkungan sebagai sumber belajar ini cukup banyak, antara lain :
a.         Kegiatan belajar menarik dan tidak membosankan bagi siswa.
b.          Hakikat belajar akan lebih bermakna, karena siswa dihadapakan langsung dengan keadaan yang sebenarnya.
c.         Bahan – bahan yang dipelajari lebih banyak dan factual, sehingga kebenaran lebih akurat.
d.        Kegiatan belajar siswa lebih komprehensip dan lebih aktif.
e.         Sumber belajar menjadi lebih kaya, karena lingkungan yang dipelajari bisa beranekaragam.
f.          Siswa dapat memahami dan menghayati aspek – aspek kehidupan yang ada di lingkungan.






BAB III
PENTUTUP
            Kesimpulan
Sumber balajar dalam pengertian sempit adalah, misalnya, buku-buku atau bahan-bahan tercetak lainnya. Pengertian yang lebih luas tentang sumber belajar diberikan oleh Edgar Dale yang menyatakan bahwa pengalaman itu adalah sumber belajar. Pengklasifikasian dari sumber belajar itu sendiri bermacam-macam. Ada beberapa tokoh yang mengklasifikasikan sumber belajar. Dan mereka juga mempunyai pendapat masing-masing mengenai klasifikasi sumber belajar itu sendiri.
Lingkungan sember belajar adalah suatu tempat atau ruangan yang terdiri dari makhluk hidup dan benda mati yang dimanfaatkan manusia untuk belajar sehingga tercipta budaya manusia. Lingkungan yang ada di sekitar kita adalah salah satu sumber yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan belajar secara optimal. Pentingnya lingkungan sebagai sumber belajar untuk peserta didik adalah memberi kesempatan anak untuk mendapatkan pengetahuan dan memperkaya pengetahuannya. Dalam hal ini lingkungan menfasilitasi anak untuk menyalurkan keingintahuannya terhadap banyak hal
Pada akhirnya tujuan dari pemanfaatna lingkungan sebagai sumber belajar adalah untuk membuat susasana yang berbeda kepada peserta didik dalam belajarnya. Dan dengan terjun langsung ke lapangan peserta didik juga diharapkan bisa mendapat pengalaman baru dan mencari infoemasi yang lebih akurat.
Ada tiga macam lingkungan belajar, yaitu lingkungan social, lingkungan alam, dan lingkungan buatan. Dan prosedur belajar untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yaitu melalui survey, berkemah, karyawisata pendidikan, praktik lapangan, nara sumber, dan pelayanan pada masyarakat.
Supaya penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat berhasil secara maksimal. Maka perlu dipersiapkan secara matang melalui tiga tahapan kegiatan yaitu tahapanpersiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dalan setiap tahapan tersebut, hendakanya guru dan siswa dilibatkan. Sehingga para siswa memiliki rasa tanggungjawab terhadap semua kegiatan belajar dan pemanfaatan lingkungan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
·         Sudjana, Nana dan Ahmad, Rivai. 2001. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
·         Sudjana, Nana. 2005. Media Pengajaran (penggunaan dan Pembuatannya). Bandung: Sinar Baru Algensindo.
·         Munadi, Yudhi.2008.Media Pembelajaran.Jakarta:Gaung Persada Press.

·         http://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-untuk-anak-usia-dini/
·         http://windatepe.blogspot.co.id/2012/12/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber.html





[1] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, “Teknologi Pengajaran”, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001), hlm. 76
[2] Ibid hlm. 77
[3] Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, “Teknologi Pengajaran”, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2001), hlm. 79
[4] http://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-untuk-anak-usia-dini/
[5] Ibid
[6]http://windatepe.blogspot.co.id/2012/12/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber.html
[7]Ibid.
[8]Munadi, Yudhi, “Media Pembelajaran”,(Jakarta:Gaung Persada Press,2008),hlm.31-32
[9] Dr.Nana,Sudjana,”Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya)”,(Bandung:Sinar Baru Algensindo,2005),hlm.212-214.
[10] Dr.Nana,Sudjana, “Media Pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya)”,(Bandung:Sinar Baru Algensindo,2005),hlm. 209-211.
[11] Ibid.,hlm.214-217.
[12] Ibid., hlm. 208-209